Saturday, January 31, 2015

#baladaibuduatitiknol | Belajar Lagi Jadi Ibu Belajar Lagi Menulis

Beberapa waktu yang lalu saya membaca beberapa tulisan tentang menjadi ibu, betapa lelahnya, betapa tidak punya waktu untuk diri sendiri karena jadi ibu memang pekerjaan 24/7 alias dua puluh empat jam dalam seminggu alias setiap hari. Belum lagi jika ibu memilih metoda ASI eksklusif yang mengharuskan ibu menghentikan segala pekerjaan di luar rumah atau tetap bekerja dengan konsekuensi memompa payudara untuk stok ASI kapanpun ketika sempat. Lalu jika bayi atau anak sakit atau tidak mau makan atau harus begadang karena tidak mau tidur. Ibu tidak bisa ke salon, tidak bisa ngopi-ngopi cantik apalagi ke klab buat dugem karena jadi ibu membutuhkan pengorbanan dan itu adalah pekerjaan yang mulia dan menyita waktu dan sebagainya.

Di sisi lain, saya juga mengamati kalau keberhasilan jadi ibu juga harus diabadikan. Mulai dari saat hamil sampai si bayi lahir juga  cara mengurus bayi. Seluruh dunia harus melihat keberhasilan dalam mengurus si jabang bayi sampai dia bisa berlari. Bayi sedang tersenyum, buru-buru ambil henpon dan foto senyumnya yang membanggakan. Makan hari ini berhasil, ambil foto juga. Berhasil bikin makanan buat si bayi yang baru boleh makan segala yang dihaluskan, seluruh dunia harus tahu. Jalan dan liburan? Penting sekali untuk dibagi. Karena anakmu spesial dan cara membesarkan anakmu juga spesial. Jadi itu penting. Bagimu. Tapi belum tentu penting buat dunia.

Jangan marah dulu. Jadi ibu memang spesial. Punya anak itu pengalaman yang sangat luar biasa dan saya juga tahu hal itu. Saya bukan terganggu soal berbagi dan pamer bagaimana keseharian menjadi ibu. Saya juga punya dua anak. Yang sulung 9 tahun dan yang bungsu belum genap 2 bulan ketika saya menulis ini. Saya juga suka pamer. Suka selfie meski gak terlalu pede buat ngeshare banyak-banyak.

Yang saya heran dengan fenomena sosial media adalah setelah ibu-ibu berbagi kesulitan soal membesarkan anak, berbagi kebahagiaan soal punya anak, kok masih punya energi untuk nyinyir dan menghakimi ibu lain yang punya anak juga.

Bukankah ibu harus mengajarkan anak untuk bisa suportif, punya empati dan rasa simpati pada orang lain? Apa kabarnya kalo anak diajarkan begitu tapi ibunya malah sibuk dengan "cara gue paling bener"nya sendiri? Tiap ibu punya cara masing-masing untuk bisa tetap waras dan berdamai dengan situasi rumah masing-masing. Punya cara sendiri untuk tetap survive. Mau pake ASI, formula, air tajin. Mau imunisasi atau tidak. Mau memakai gendongan atau stroller. Pakai babysitter atau tidak. dibantu suami atau sendirian. 

Mengingatkan dan berbagi, hayuk. Nyinyir soal cara? Simpan dalam hati atau diomongin sambil bisik-bisik sama teman atau partner yang sepaham.

Jadi ibu itu bukan kompetisi. Bukan jadi yang paling sempurna untuk dunia luar tapi bagaimana bisa berfungsi untuk keluarga inti terlebih dahulu baru kemudian membagi tips dan trik yang digunakan. Bayi itu "live in the moment" dia belum punya sejarah, tidak peduli siapa yang memberi makan, tidak perduli ibunya sempurna atau tidak tapi ada atau tidak orang yang mengurus dia. Bersyukurlah ibu-ibu yang bisa berfungsi dengan baik, apalagi yang punya support system yang baik yang mendukung anak untuk tumbuh kembang dengan sehat dan bahagia.

Begitulah.

Sekian tulisan pertama seri #ibuduatitiknol saya untuk kali ini. Semoga setelah ini akan ada tulisan lain karena saya sedang punya waktu luang. Untuk kritik dan lainnya, mangga silakan komen, dipersilakan juga untuk berbagi. Mohon maaf untuk bapak-bapak, bukan mengecilkan peran bapak tapi karena saya ibu-ibu ya jadinya sudut pandangnya ibu-ibu.

O ya, dibawah ini ada iklan susu formula yang justru dengan cerdas menunjukan kalau "No matter what our beliefs, we are parents first."

Tuesday, November 18, 2014

Catatan Kecil dari Konser Bottlesmoker #HypnagogicJourney


:catatan personal tentang perayaan keluarga dan hal-hal yang tidak terduga yang membuat hati haru dan bahagia

13 November 2014.
image

15.35 WIB Saya dan mas Trie masih di Omuniuum, menyelesaikan beberapa pekerjaan kecil sebelum berangkat ke venue konser, rooftop sabuga. Seharian kami harus kesana kemari dan saat itu perasaan kami masih tenang karena sedari pagi, perjalanan kami ditemani sinar matahari.
16.00 kurang saya melihat keluar jendela toko dan menyangka hari sudah menjelang petang. Mas Trie hanya berkata singkat, mendung it, gelap pisan.

Dalam hati saya masih berharap oh, ga apalah hujan sekarang tapi nanti pas konser mulai hujannya berhenti dan semoga tidak terlalu deras. pukul empat sore lewat sedikit kami berdua berangkat ke venue.

Mobil kami bahkan belum sampai ke gandok ketika titik-titik air sudah membasahi jendela mobil dan tidak lama kemudian hujan turun dengan deras. Sederas-derasnya.

Sepanjang perjalanan menuju Sabuga, kami lebih banyak diam membisu. Pikirannya sama. Gimana kondisi venue dan apakah konser ini bisa berjalan sesuai dengan rencana atau tidak.

Kurang lebih pukul lima sore kami sudah sampai di Sabuga. Parkir. Mas Trie yang turun dan saya menunggu di mobil. Saya bilang saya akan turun nanti kalau hujan sudah reda dan meminta untuk menyampaikan ke Angkuy untuk mengumumkan via sosial media kalau open gate yang sedianya pukul 18.00 ditunda dahulu sampai kondisinya memungkinkan. Di mobil, saya sempat tertidur sejenak dan ketika terbangun, hujan masih turun dengan derasnya.

Cek WhatsApp, ada foto venue dari Mas Trie. Kondisinya porak poranda. Belum ada solusi kecuali tetap menunggu hujan reda.

image
image

Pukul tujuh kurang, hujan sudah rintik-rintik. Mas Trie memanggil saya untuk turun dari mobil. Wajahnya sudah lebih cerah. Ayo, kayaknya bisa terus kok konsernya. Saya mengikuti dia ikut ke dalam venue. Markas Jendela Ide yang dijadikan base camp selama acara penuh dengan  teman-teman, muka-mukanya masih murung. Naik ke rooftop Sabuga, semua kru Bottlesmoker tampak sibuk mengeringkan beberapa alat dan tampak balon yang asalnya akan jadi backstage sudah ditempatkan dengan manisnya di panggung.

Melihat muka saya yang bertanya-tanya, Mas Trie tanpa diminta menjelaskan kalau satu-satunya jalan biar shownya tetap berlangsung ya Bottlesmoker harus main di dalam balon. Saat dia bercerita, semua alat sudah di set kembali dan lampu mulai dinyalakan. Begitu semua menyala, kode dimulainya acara langsung dilemparkan.

Open gate jam 20.00!!

Semua langsung sibuk. Kru-kru langsung membereskan area, kursi-kursi yang tadinya akan di letakkan di banyak tempat dikonsentrasikan di tempat yang ada atapnya termasuk meja merchandise dan minuman. Pak Usman, salah seorang kru senior yang bekerja membangun area venue dari pihak sponsor sempat nyeletuk, tenang neng, dikasih hujan kayak beginimah udah biasa ketika saya meminta maaf karena harus memindahkan beberapa set yang asalnya mau ditempatkan di beberapa titik venue.

Pukul 20.00 tepat, gerbang di buka dan penonton mulai memasuki area. Beberapa wajah yang dikenal mulai menyapa. Muka-muka para pengisi acara yang asalnya murung semua sudah mulai tersenyum. Begitu area dirasa sudah mulai penuh, voice over mengumumkan bahwa konser sebentar lagi dimulai.

20.15 Nobie dan Angkuy memasuki panggung, intro mulai terdengar, lampu di dalam balon mulai dinyalakan. Konsernya jadi!

image

Begitulah titik kritis yang kami lewati kemarin. Semua orang mengira kalau set panggung dan venue dari awal memang begitu. Kami dengan naifnya masih sangat percaya bahwa kesaktian pawang hujan tidak memerlukan plan B dan itu dibayar tunai oleh semesta.
Beruntunglah kami punya Mas Trie dan Ewing hari itu. Beruntunglah ada balon yang bisa dijadikan dome untuk panggung dan beruntunglah rooftop sabuga masih punya area yang kering. Beruntunglah kami karena tim penyelenggara sangat solid, sponsor juga para penonton semua pengertian dan baik hati. Beruntunglah justru karena semesta, konser malah berjalan sangat istimewa dengan munculnya ubur-ubur raksasa.

Dan semua orang mengira kalau itu sudah direncanakan dari awal! :))

Terimakasih tak terhingga pada #alLAboutmusic – Djarum dan keluarga besar Otten yang selalu mendukung langkah kami yang masih saja banyak kurang disana-sini.
Untuk keluarga besar Bottlesmoker, Angkuy, Nobie, Agam, Badilz, seluruh kru dan tim juga pendukung acara, anak-anak kucing (Dimas, Meicy, Arum dan Yudha), Wanggi, Matta, Keluarga kapsul, dan yang lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu, lunas dan semoga semua naik kelas! :)
Untuk tim dokumentasi Nasrul dan esok tenar, semoga masih banyak project kita ke depannya nanti, amiiiin.
Tim Omuniuum yang selalu sabar menghadapi setiap acara sibuk-sibukan. Kalian juga selalu jadi energi buat bikin-bikin terus.
Adun, Aris (yang diimpor dari bogor), Utok dan tim yang ngurusin sound, taun hareup deui nyak! :))
Ewing, Akbar untuk energi kreatif kalian. Ewing untuk mewujudkan design venue yang luar biasa dan Akbar untuk visual yang asyik sekali, terimakasih!
Om Meg sebagai show director dan Bagus Nugroho yang menyiapkan area beserta ijin-ijin korps cokelat, makasih banget!
Rama sebagai divisi minuman berenergi, tanpamu, pesta under the sky kita pasti gak jadi. Nuhun! Haha.
Geng Stellar yang menyiapkan aplikasi untuk meramaikan konser, ditunggu inovasi berikutnya yaa..
Untuk teman-teman media yang selalu setia meliput juga terimakasih banyak.
Terimakasih selalu untuk kalian, yang menyisihkan uang untuk membeli tiket, cd dan merchandise, yang meluangkan waktu untuk bersenang-senang bersama kami, harap diingat selalu bahwa ini dibuat dari, oleh dan untuk kita bersama karena tanpa kalian, energi untuk membuat karya dan pertunjukan takkan bisa menyala.
dan terimakasih semesta.

ditulis oleh
– Boit
kali ini jadi supervisor dan asistennya Mas Trie buat #hypnagogicjourney, selalu merasa beruntung karena punya banyak keluarga jadi acaranya banyak.
image
image

Dokumentasi konser #hypnagogicjourney bisa dilihat disini: FB Bottlesmoker

Monday, December 16, 2013

Catatan Kecil dari Pesta Bertajuk Sunyaruri

"Ini lagu apa yang lagi main?"
"Aku dan Buih"
"Kira-kira berapa lama lagi pertunjukannya?"
Saya melihat ke arah kertas rundown dan  menjawab, "yah, paling setengah jam lagi"
Padahal dalam hati hitungan saya kemungkinan pertunjukan mungkin masih berlangsung sekitar 40 menit sampai satu jam lagi.
"Invitation kemarin dilepas berapa?"
"1100"
Dialog selanjutnya adalah diskusi panas tentang kapasitas yang hampir tak cukup. Beberapa tindakan diambil termasuk menolak masuk pengunjung yang terlambat datang meski sudah membawa tiket. Begitu suasana saya rasa sudah cukup tenang, saya meminta ijin untuk melayani permintaan media yang meminta wawancara penyelenggara acara.

Selesai wawancara, saya masuk kembali ke area penonton dan ikut larut dalam kegembiraan bersama Sarasvamily. Saat itu sudah hampir sampai di penghujung acara, Sarasvati sedang membawakan Sunyaruri dan menutup acara lalu mereka keluar dari panggung. Didekat saya berdiri, anak-anak Sarasvamily tak henti-hentinya berteriak, lagi, lagi, lagi! Teriakan itu diikuti penonton lainnya dan tak lama kemudian lampu panggung kembali menyala.

Terdengar intro lagu perjalanan memakai piano dan terdengar suara perempuan "duduk dihadapanku..." Syaharani muncul ke atas panggung bersama Risa dan penonton kembali meledak bersorak-sorai. Usai Syaharani dan Sarasvati membawakan Perjalanan, lagu selanjutnya adalah Tiga Titik Hitam. Penonton tidak mengira kalau ternyata Sarasvati menyanyikan lagu tersebut bersama Fadly. Begitu Fadly muncul, ruangan kembali meledak dengan teriakan dan tepuk tangan. Tak terasa saya mengusap sudut mata. Lagu ini selalu membawa ingatan saya pada dua orang sahabat saya yang telah tiada. Usai Tiga Titik Hitam lalu Mirror juga dibawakan masih bersama Fadly dan pertunjukan pun usai sudah. Risa memanggil semua penampil ke atas panggung, semua penonton berdiri dan bertepuk tangan.Saya merasa sesak oleh rasa bangga dan haru juga larut dalam kegembiraan bersama teman-teman yang berada disekeliling saya.

Yang saya ingat lagi adalah malam itu saya memeluk banyak sekali orang yang saya sayangi yang hadir bersama di pesta #Sunyaruri.

Hari ini hari minggu. Sudah  3 hari berlalu dan kejutannya tak berhenti disitu. Di Instagram ada 600 lebih posting foto dengan #Sunyaruri. Timeline juga masih penuh dengan mention @sarasvatimusic tentang pesta kemarin dan teman-teman yang mencari produk Sunyaruri di @omuniuum.

Saya juga sudah berkali-kali menuliskan rasa syukur dan terima kasih tapi rasanya masih saja belum cukup. Kali ini, saya meminta maaf untuk segala kekurangan yang telah terjadi dan sebagai penghuni omu juga sebagai penjaga gawang Sarasvati plus bagian dari penyelenggara,tak lengkap rasanya jika saya belum menuliskan penutup sebagai tanda usainya acara.

Terima kasih yang paling utama pada keluarga besar Djarum Black Mild. Seisi kantor Otten, Pak Wiradi, Pak Budi Agus Salim, Pak Herman dan Mbak Vita, untuk cinta, dukungan dan kepercayaannya pada kegilaan kami.

Infamous Classic untuk wardrobe player yang bikin ganteng dan juga produknya yang melengkapi paket istimewa #Sunyaruri juga Fragrance Kikichan untuk gaun yang dikenakan oleh Risa dan Marshella, terimakasih banyak!

911 Stationary, Koh Arief untuk dummy buku Sunyaruri dan kesabarannya dalam melayani kecerewetan tetangga untuk melengkapi segala kebutuhan fotokopi dan print ID buat panitia. Juga untuk jagain gerbang Omu ketika tutup pas acara. Koh Arief keren deh, kalo ga ada kokoh sulit nih hidup kita.

Tim kreatif, dekor dan talent hantu gila-gilaan TragicMagic, the dulurs, Riana Rizki dan Denise, kalian memang selalu bikin orang jantungan entah di hasil, entah di proses, salut dan terimakasih udah mau dikerjain ama kakak-kakaknya, senang jadi bagian dari kalian. :) 

Teh Astie dan tim sebagai show director dan Revan kepala tim produksi yang komprominya gila-gilaan, saya ga tau kalau ga ada kalian kita nasibnya gimana. Punten kalau ada yang kurang, hatur nuhun buat semuanya. Kan, kata saya juga kita mah EO jadi-jadian. Hahahaha. 

Keluarga besar nan cerewet Sarasvamily buat teriakan yang paling kenceng, buat ikut bantuin jaga tiket, ngurusin ini dan itu dan entah apalagi pokoknya banyak karena kalian bertebaran dimana-mana. Tanpa bantuan kalian, kayaknya ibu bos pingsan dan Sarasvati ngga jadi manggung. Hahaha. Lagi, lagi, lagi! :))

Ink Rosemary, Mas Fadly, Syaharani dan Sara Wijayanto terimakasih untuk bersedia berbagi panggung dan berdendang bersama Sarasvati.

Kang Fitrah dan kawan-kawan untuk string dan Kirei untuk backing vokalnya, terimakasih, kalian ciamik sekali! 

Feransis dan Nasrul Akbar, tangan kiri dan tangan kanan, anjing dan kucing ditambah Aris sebagai pawangnya, kalian yang membuat saya tersenyum paling lebar, terima kasih untuk banyak hal yang saking banyaknya susah banget diabsen. Belum bosan kan kerja bareng kita? :))

Olla, Berman dan tim keamanan Siaga Bintang, jangan galak-galak dong, sampe ga boleh masuk backstage segala. hahaha.. Maaf ber, makanannya kurang. Hahaha.. Keren, makasih!

Riandy Karuniawan untuk artworknya yang menghias buku Sunyaruri dan invitation dan media dan pembatas buku dan baligo dan lukisan dan lainnya, saya kagum terus sama kamu Ndi. :)

Maria Lubis, editor buku Sunyaruri yang tak hadir karena menyambut kelahiran dan benar-benar lahir beberapa hari setelah konser, selamat untuk kelahiran anak keduanya, terima kasih doanya!

Bang Indra Q yang mixing dan mastering album Sunyaruri yang janji datang tapi ga jadi gara-gara siap-siap mau manggung 30 tahun Slank, saya sebel ga bisa nonton abang! Terimakasih!

Ighe, Didit dan tim dokumentasi asuhan mas Nasrul plus Opik, terima kasih banyak untuk foto dan videonya.

Steven dan Alison, dari story of peter sampai Sunyaruri. Peluk cium untuk kalian. :) 

Megadeth, Punjung dan tim translusen serta heartbreak station, terimakasih untuk Film dan dukungan plus mainan interaktifnya, untung dvdnya jadi pas hari H. Deg-degan gila!

Wiku, sahabat dan teman baik yang menyempatkan diri membantu ini itu, ikut menyiapkan paket dan juga menjaga tenda media panitia swasta, nuhun pisan ku. Pisan.

Ebet dan Harry yang tak bosan mengingatkan orang untuk memakai gelang di pintu masuk, kabarnya Ebet ngingetin pake gelangnya sampai kebawa mimpi ya? hahahaha. Tengkiyu!

Yudo Baskoro dan Monik tersayang, hatur nuhun buat bantuannya sebagai penghubung dengan label dan juga Iyo, punten ga sempet ngobrol panjang lebar, resep pan kamari nya yo? Nuhun!

Mang Okid buat bantuin di hari H, ngga tau tuh gimana caranya ngangkut 500 buku kalo ga ada mang Okid. Nuhun pisan! :)

Kang Inyo dan Pak Pandji, hatur nuhun untuk bantuannya. Besar artinya untuk kami.  

Tim LO, Novi, Ipin dan Sasmi, mohon maaf ga menemui kalian satu persatu karena sibuk. Terimakasih untuk mengawal bintang tamu kita kemarin. Kapan-kapan mungkin lagi yah. :))

Tim Omuniuum dan #littleomu, Sony, Ivan, Yuyun dan Tina serta Irna dan Indra, untuk selalu setia di garda depan dan untuk senyum kalian yang selalu hadir.  We love you.

Isak dan Kenken serta kru untuk sound dan lighting, hatur nuhun.

Koh Richad yang kepalanya sampe berasap karena ngejar beresnya cetakan buku dan pernak-perniknya. Terimakasih.

Kang Dadut untuk kompromi dan pengertiannya, punten kang, saaya-aya. :))

Mas Yusak, untuk segala bantuannya mengurus cetak mencetak CD dan DVD. Tepat waktu semuanya mas, nuhun.

Rackell terimakasih untuk stiker dan plastik packingnya. Keren.

Seluruh staff Padepokan Mayang Sunda untuk semua fasilitasnya dan pengertiannya, semoga bisa terus maju pantang mundur dan makin banyak acara keren di sana.

Acay, Iyo, Adun, Denden, Benk, Ghera, Utok, lamun aing euweuh maraneh, aing mah rek sare, cicing di imah weh, hahahaha. Segan. Kerjaan kalian keren abis!     

Keluarga besar Sarasvati, Risa, Akew, Gallang, Gigi, Papay, Kevin, Mang Jims, Shella, plus sedih sedikit karena Sherry dan Yura ga ada, malam itu kalian keren sekali. Udah itu aja, sisanya mah ntar ajalah pas ngedongeng bareng yah. :))

Buat Mas Trie, duet maut partner seumur hidupku, kata saya juga visualnya cari orang jadi kamu bisa digangguin. Ah well, but we did it again ya mas.. :)

Untuk yang tidak tersebutkan namanya, yang membantu kita dari awal sampai akhir dengan bantuan dan dukungannya, terus untuk semua yang sudah susah hujan-hujanan membeli tiket, yang datang nonton, yang beli merchandise, yang karena datang terlambat ditolak di pintu masuk, yang mau antri dengan tertib dan bersedia mengikuti semua aturan, semua yang sudah berbagi energi bersama untuk menyaksikan Sarasvati.

Tanpa kalian semua, #Sunyaruri tidak akan menjadi nyata.  

Boit
Bagian dari keluarga Sarasvati, Omu, EO jadi-jadian yang merasa ternyata kali ini bolong kerjaannya banyak juga tapi karena sudah berlalu hanya bisa meminta maaf dan berbahagia karena shownya keren, bandnya keren dan penontonnya senang semua termasuk saya juga kan jadi ikutan keren. Iyalah, ngurus 1200 orang teh ternyata banyak banget, untung yang bantuinnya banyak juga, segan. :)) 









Sunday, December 15, 2013

2013 tahun bahagia, tahun gila-gilaan bersama teman-teman

I believe,
And I believe 'cause I can see,
Our future days,
Days of you and me - Future Days - Pearl Jam

Saya tidak pernah mengira bisa sampai ke titik ini.

Tidak ada yang berubah dari hidup saya, masih begini-begini saja. Masih kerja di Omuniuum, masih berkegiatan banyak di sana. Yang tidak saya kira adalah ternyata Omu menawarkan banyak hal baru bagi saya.

Semester pertama tahun 2013, bulan Maret, bersama Sarasvati bikin acara Lengkah Maddah. Acaranya sehari, tapi di tujuh titik di Bandung. Kemana-mana naik landrover. Cerita lengkapnya klik aja ini: Catatan kecil dari LengkahMaddah. Dari situ saya benar-benar berkenalan dengan keluarga besar Sarasvati dan Sarasvamily.


Bulan April, pas record store day, omu bikin acara kecil judulnya Panggung OmuSesukaHati, yang main band teman-teman semua, sarasvati, nawaksara, bottlesmoker, komunal dan terapi urine . Acaranya di tengah toko. Malam itu ditutup dengan dj set Bottlesmoker dan itu acara meskipun skalanya kecil, yang datang hampir semua saling mengenal dan suasananya menyenangkan sekali.


Lalu bulan Mei, ada ajakan untuk sowan ke jogja bersama sarasvati untuk maen bareng Melancholic Bitch dan Sarita Fraya. Kita sih datang sebagai tamu tapi di banyak hal juga ikut ngerencanain ini dan itu. Dari Mitos Melankolia, saya belajar banyak banget dari Ojie dan Mas Gufi Kongsi Jahat.


Trus pas di Jogja, terpikirlah acara nekat buat nyulik Melancholic Bitch main di Bandung. Saya dan mas trie sibuk urun rembug berdua trus memaparkan ide kepada tim Liga Musik Nasional plus menggandeng alias minta sponsor Djarum dan jadilah acara Menuju Semesta di akhir bulan Mei. Mewah rasanya!


Bulan Agustus, bikin acara kembali bersama Sarasvati, acara buka puasa sembari mempersiapkan album Sunyaruri. Judulnya Menuju Sunyaruri.


Trus sama tim Liga Musik Nasional, bikin lagi acara bersama Komunal dan kembali menggandeng Djarum. Gemuruh Musik Pertiwi, itu terjadi di bulan oktober.


Ditengah-tengah persiapan Komunal, masuk tawaran untuk bikin acara pesta rilis Sunyaruri, merayakan lahirnya buku baru Risa dan album EP Sarasvati. Sempat tersendat karena beberapa kendala, akhirnya terselenggara tanggal 12 Desember 2013, juga bersama Djarum. Soal ini, cerita lengkapnya belum saya tulis yang pasti malam itu saya menyaksikan Sarasvati bersama kurang lebih 1200 penonton. Setelah tepuk tangan berakhir dan penonton mulai berjalan pulang, saya berkeliling memeluk semua orang, berterimakasih, dan setiap melihat foto-foto hasil dokumentasi, rasa haru ini masih belum hilang. Rasanya tidak percaya kalau hari kemarin memang terjadi.


Kembali pada kalimat pertama, saya tidak mengira kalau saya akan sampai di titik ini. Ngga ada di daftar cita-cita buat jadi EO, ngga ada di daftar cita-cita jadi manajer band, ngga ada rencana sama sekali. Kalau soal jualan kaos dan merchandise, dari dulu saya tau bakat saya memang disitu.

Yang pasti, semua ini tidak akan terjadi kalau saya tidak ketemu dengan teman-teman yang tepat, partner yang cocok dan mentor yang juga sama gilanya. Harus orang yang gila yang mau percaya pada tim gila seperti kita. 

Hidup menawarkan banyak pilihan dan saya berada ditengah-tengah pilihan yang saya buat. Bersama kalian semua, keluarga dan teman-teman yang luar biasa.

Hellyeah!