:catatan personal tentang perayaan keluarga dan hal-hal yang tidak terduga yang membuat hati haru dan bahagia
13 November 2014.
15.35 WIB Saya dan mas Trie masih di Omuniuum, menyelesaikan beberapa pekerjaan kecil sebelum berangkat ke venue konser, rooftop sabuga. Seharian kami harus kesana kemari dan saat itu perasaan kami masih tenang karena sedari pagi, perjalanan kami ditemani sinar matahari.
16.00 kurang saya melihat keluar jendela toko dan menyangka hari sudah menjelang petang. Mas Trie hanya berkata singkat, mendung it, gelap pisan.
Dalam hati saya masih berharap oh, ga apalah hujan sekarang tapi nanti pas konser mulai hujannya berhenti dan semoga tidak terlalu deras. pukul empat sore lewat sedikit kami berdua berangkat ke venue.
Mobil kami bahkan belum sampai ke gandok ketika titik-titik air sudah membasahi jendela mobil dan tidak lama kemudian hujan turun dengan deras. Sederas-derasnya.
Sepanjang perjalanan menuju Sabuga, kami lebih banyak diam membisu. Pikirannya sama. Gimana kondisi venue dan apakah konser ini bisa berjalan sesuai dengan rencana atau tidak.
Kurang lebih pukul lima sore kami sudah sampai di Sabuga. Parkir. Mas Trie yang turun dan saya menunggu di mobil. Saya bilang saya akan turun nanti kalau hujan sudah reda dan meminta untuk menyampaikan ke Angkuy untuk mengumumkan via sosial media kalau open gate yang sedianya pukul 18.00 ditunda dahulu sampai kondisinya memungkinkan. Di mobil, saya sempat tertidur sejenak dan ketika terbangun, hujan masih turun dengan derasnya.
Cek WhatsApp, ada foto venue dari Mas Trie. Kondisinya porak poranda. Belum ada solusi kecuali tetap menunggu hujan reda.
Pukul tujuh kurang, hujan sudah rintik-rintik. Mas Trie memanggil saya untuk turun dari mobil. Wajahnya sudah lebih cerah. Ayo, kayaknya bisa terus kok konsernya. Saya mengikuti dia ikut ke dalam venue. Markas Jendela Ide yang dijadikan base camp selama acara penuh dengan teman-teman, muka-mukanya masih murung. Naik ke rooftop Sabuga, semua kru Bottlesmoker tampak sibuk mengeringkan beberapa alat dan tampak balon yang asalnya akan jadi backstage sudah ditempatkan dengan manisnya di panggung.
Melihat muka saya yang bertanya-tanya, Mas Trie tanpa diminta menjelaskan kalau satu-satunya jalan biar shownya tetap berlangsung ya Bottlesmoker harus main di dalam balon. Saat dia bercerita, semua alat sudah di set kembali dan lampu mulai dinyalakan. Begitu semua menyala, kode dimulainya acara langsung dilemparkan.
Open gate jam 20.00!!
Semua langsung sibuk. Kru-kru langsung membereskan area, kursi-kursi yang tadinya akan di letakkan di banyak tempat dikonsentrasikan di tempat yang ada atapnya termasuk meja merchandise dan minuman. Pak Usman, salah seorang kru senior yang bekerja membangun area venue dari pihak sponsor sempat nyeletuk, tenang neng, dikasih hujan kayak beginimah udah biasa ketika saya meminta maaf karena harus memindahkan beberapa set yang asalnya mau ditempatkan di beberapa titik venue.
Pukul 20.00 tepat, gerbang di buka dan penonton mulai memasuki area. Beberapa wajah yang dikenal mulai menyapa. Muka-muka para pengisi acara yang asalnya murung semua sudah mulai tersenyum. Begitu area dirasa sudah mulai penuh, voice over mengumumkan bahwa konser sebentar lagi dimulai.
20.15 Nobie dan Angkuy memasuki panggung, intro mulai terdengar, lampu di dalam balon mulai dinyalakan. Konsernya jadi!
Begitulah titik kritis yang kami lewati kemarin. Semua orang mengira kalau set panggung dan venue dari awal memang begitu. Kami dengan naifnya masih sangat percaya bahwa kesaktian pawang hujan tidak memerlukan plan B dan itu dibayar tunai oleh semesta.
Beruntunglah kami punya Mas Trie dan Ewing hari itu. Beruntunglah ada balon yang bisa dijadikan dome untuk panggung dan beruntunglah rooftop sabuga masih punya area yang kering. Beruntunglah kami karena tim penyelenggara sangat solid, sponsor juga para penonton semua pengertian dan baik hati. Beruntunglah justru karena semesta, konser malah berjalan sangat istimewa dengan munculnya ubur-ubur raksasa.
Dan semua orang mengira kalau itu sudah direncanakan dari awal! :))
Terimakasih tak terhingga pada #alLAboutmusic – Djarum dan keluarga besar Otten yang selalu mendukung langkah kami yang masih saja banyak kurang disana-sini.
Untuk keluarga besar Bottlesmoker, Angkuy, Nobie, Agam, Badilz, seluruh kru dan tim juga pendukung acara, anak-anak kucing (Dimas, Meicy, Arum dan Yudha), Wanggi, Matta, Keluarga kapsul, dan yang lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu, lunas dan semoga semua naik kelas! :)
Untuk tim dokumentasi Nasrul dan esok tenar, semoga masih banyak project kita ke depannya nanti, amiiiin.
Tim Omuniuum yang selalu sabar menghadapi setiap acara sibuk-sibukan. Kalian juga selalu jadi energi buat bikin-bikin terus.
Adun, Aris (yang diimpor dari bogor), Utok dan tim yang ngurusin sound, taun hareup deui nyak! :))
Ewing, Akbar untuk energi kreatif kalian. Ewing untuk mewujudkan design venue yang luar biasa dan Akbar untuk visual yang asyik sekali, terimakasih!
Om Meg sebagai show director dan Bagus Nugroho yang menyiapkan area beserta ijin-ijin korps cokelat, makasih banget!
Rama sebagai divisi minuman berenergi, tanpamu, pesta under the sky kita pasti gak jadi. Nuhun! Haha.
Geng Stellar yang menyiapkan aplikasi untuk meramaikan konser, ditunggu inovasi berikutnya yaa..
Untuk teman-teman media yang selalu setia meliput juga terimakasih banyak.
Terimakasih selalu untuk kalian, yang menyisihkan uang untuk membeli tiket, cd dan merchandise, yang meluangkan waktu untuk bersenang-senang bersama kami, harap diingat selalu bahwa ini dibuat dari, oleh dan untuk kita bersama karena tanpa kalian, energi untuk membuat karya dan pertunjukan takkan bisa menyala.
dan terimakasih semesta.
ditulis oleh
– Boit
kali ini jadi supervisor dan asistennya Mas Trie buat #hypnagogicjourney, selalu merasa beruntung karena punya banyak keluarga jadi acaranya banyak.
Dokumentasi konser #hypnagogicjourney bisa dilihat disini: FB Bottlesmoker
13 November 2014.
15.35 WIB Saya dan mas Trie masih di Omuniuum, menyelesaikan beberapa pekerjaan kecil sebelum berangkat ke venue konser, rooftop sabuga. Seharian kami harus kesana kemari dan saat itu perasaan kami masih tenang karena sedari pagi, perjalanan kami ditemani sinar matahari.
16.00 kurang saya melihat keluar jendela toko dan menyangka hari sudah menjelang petang. Mas Trie hanya berkata singkat, mendung it, gelap pisan.
Dalam hati saya masih berharap oh, ga apalah hujan sekarang tapi nanti pas konser mulai hujannya berhenti dan semoga tidak terlalu deras. pukul empat sore lewat sedikit kami berdua berangkat ke venue.
Mobil kami bahkan belum sampai ke gandok ketika titik-titik air sudah membasahi jendela mobil dan tidak lama kemudian hujan turun dengan deras. Sederas-derasnya.
Sepanjang perjalanan menuju Sabuga, kami lebih banyak diam membisu. Pikirannya sama. Gimana kondisi venue dan apakah konser ini bisa berjalan sesuai dengan rencana atau tidak.
Kurang lebih pukul lima sore kami sudah sampai di Sabuga. Parkir. Mas Trie yang turun dan saya menunggu di mobil. Saya bilang saya akan turun nanti kalau hujan sudah reda dan meminta untuk menyampaikan ke Angkuy untuk mengumumkan via sosial media kalau open gate yang sedianya pukul 18.00 ditunda dahulu sampai kondisinya memungkinkan. Di mobil, saya sempat tertidur sejenak dan ketika terbangun, hujan masih turun dengan derasnya.
Cek WhatsApp, ada foto venue dari Mas Trie. Kondisinya porak poranda. Belum ada solusi kecuali tetap menunggu hujan reda.
Pukul tujuh kurang, hujan sudah rintik-rintik. Mas Trie memanggil saya untuk turun dari mobil. Wajahnya sudah lebih cerah. Ayo, kayaknya bisa terus kok konsernya. Saya mengikuti dia ikut ke dalam venue. Markas Jendela Ide yang dijadikan base camp selama acara penuh dengan teman-teman, muka-mukanya masih murung. Naik ke rooftop Sabuga, semua kru Bottlesmoker tampak sibuk mengeringkan beberapa alat dan tampak balon yang asalnya akan jadi backstage sudah ditempatkan dengan manisnya di panggung.
Melihat muka saya yang bertanya-tanya, Mas Trie tanpa diminta menjelaskan kalau satu-satunya jalan biar shownya tetap berlangsung ya Bottlesmoker harus main di dalam balon. Saat dia bercerita, semua alat sudah di set kembali dan lampu mulai dinyalakan. Begitu semua menyala, kode dimulainya acara langsung dilemparkan.
Open gate jam 20.00!!
Semua langsung sibuk. Kru-kru langsung membereskan area, kursi-kursi yang tadinya akan di letakkan di banyak tempat dikonsentrasikan di tempat yang ada atapnya termasuk meja merchandise dan minuman. Pak Usman, salah seorang kru senior yang bekerja membangun area venue dari pihak sponsor sempat nyeletuk, tenang neng, dikasih hujan kayak beginimah udah biasa ketika saya meminta maaf karena harus memindahkan beberapa set yang asalnya mau ditempatkan di beberapa titik venue.
Pukul 20.00 tepat, gerbang di buka dan penonton mulai memasuki area. Beberapa wajah yang dikenal mulai menyapa. Muka-muka para pengisi acara yang asalnya murung semua sudah mulai tersenyum. Begitu area dirasa sudah mulai penuh, voice over mengumumkan bahwa konser sebentar lagi dimulai.
20.15 Nobie dan Angkuy memasuki panggung, intro mulai terdengar, lampu di dalam balon mulai dinyalakan. Konsernya jadi!
Begitulah titik kritis yang kami lewati kemarin. Semua orang mengira kalau set panggung dan venue dari awal memang begitu. Kami dengan naifnya masih sangat percaya bahwa kesaktian pawang hujan tidak memerlukan plan B dan itu dibayar tunai oleh semesta.
Beruntunglah kami punya Mas Trie dan Ewing hari itu. Beruntunglah ada balon yang bisa dijadikan dome untuk panggung dan beruntunglah rooftop sabuga masih punya area yang kering. Beruntunglah kami karena tim penyelenggara sangat solid, sponsor juga para penonton semua pengertian dan baik hati. Beruntunglah justru karena semesta, konser malah berjalan sangat istimewa dengan munculnya ubur-ubur raksasa.
Dan semua orang mengira kalau itu sudah direncanakan dari awal! :))
Terimakasih tak terhingga pada #alLAboutmusic – Djarum dan keluarga besar Otten yang selalu mendukung langkah kami yang masih saja banyak kurang disana-sini.
Untuk keluarga besar Bottlesmoker, Angkuy, Nobie, Agam, Badilz, seluruh kru dan tim juga pendukung acara, anak-anak kucing (Dimas, Meicy, Arum dan Yudha), Wanggi, Matta, Keluarga kapsul, dan yang lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu, lunas dan semoga semua naik kelas! :)
Untuk tim dokumentasi Nasrul dan esok tenar, semoga masih banyak project kita ke depannya nanti, amiiiin.
Tim Omuniuum yang selalu sabar menghadapi setiap acara sibuk-sibukan. Kalian juga selalu jadi energi buat bikin-bikin terus.
Adun, Aris (yang diimpor dari bogor), Utok dan tim yang ngurusin sound, taun hareup deui nyak! :))
Ewing, Akbar untuk energi kreatif kalian. Ewing untuk mewujudkan design venue yang luar biasa dan Akbar untuk visual yang asyik sekali, terimakasih!
Om Meg sebagai show director dan Bagus Nugroho yang menyiapkan area beserta ijin-ijin korps cokelat, makasih banget!
Rama sebagai divisi minuman berenergi, tanpamu, pesta under the sky kita pasti gak jadi. Nuhun! Haha.
Geng Stellar yang menyiapkan aplikasi untuk meramaikan konser, ditunggu inovasi berikutnya yaa..
Untuk teman-teman media yang selalu setia meliput juga terimakasih banyak.
Terimakasih selalu untuk kalian, yang menyisihkan uang untuk membeli tiket, cd dan merchandise, yang meluangkan waktu untuk bersenang-senang bersama kami, harap diingat selalu bahwa ini dibuat dari, oleh dan untuk kita bersama karena tanpa kalian, energi untuk membuat karya dan pertunjukan takkan bisa menyala.
dan terimakasih semesta.
ditulis oleh
– Boit
kali ini jadi supervisor dan asistennya Mas Trie buat #hypnagogicjourney, selalu merasa beruntung karena punya banyak keluarga jadi acaranya banyak.
Dokumentasi konser #hypnagogicjourney bisa dilihat disini: FB Bottlesmoker
No comments:
Post a Comment