Tuesday, January 24, 2012

Kemarin saya tidak menangis

If you have to go don't say goodbye
If you have to go don't you cry
If you have to go I will get by
Someday I'll follow you and see you on the other side | For Martha Smashing Pumpkins

"Al Islam ruang anak PICU lantai tiga"

Saat kami, saya dan partner saya #3 menjejakkan kaki di depan gerbang menuju ruang perawatan, suasana rumah sakit tampak sedikit ramai. Saat itu pukul empat sore, jam besuk rumah sakit Al Islam jam setengah lima. Partner saya berbicara dengan penjaga gerbang agar diijinkan masuk. Tak lama, kami boleh masuk.

Naik tangga, kami naik ke lantai tiga, tengok kiri dan kanan, tak lama kami berjumpa dengan Widia, ibunya Camilo atau dipanggil Ello, anak berusia enam bulan yang hendak kami jenguk. Widia bilang, Ello sedang dalam penanganan suster jadi kami belum boleh masuk ke ruang PICU. Sambil menunggu kami berbincang-bincang.

Widia tampak tegar, dia bilang kalau sekarang dia sudah pasrah. Apapun yang terjadi. Saya hanya bisa mengiyakan dan menghiburnya.

Tak lama, kami diperbolehkan menengok Ello ke dalam ruangan.  Saya berdua dengan partner saya masuk ke ruangan, membuka sepatu, berganti sandal mencuci tangan memakai jas lab dan menghampiri Ello. Saat itu kondisinya sudah tidak sadar. Matanya ditutup perban. Selang menempel di tangan dan mulutnya yang mungil. Suara mesin pacu jantung sekali-kali mengagetkan kami berdua. Kami berbisik-bisik bicara dengan Ello, memegang dan mengusap-usap tangannya.


Hey, bayi, ayo bangun, maen lagi dengan tante dan om atau kita godain terus.

Sedikit rasa pesimis menyelinap tapi rasa optimis yang ingin kami bangun dengan si bayi Ello. Saat itu kami juga berbisik, Ello, gimana kamu ya, kamu yang tahu kekuatan kamu sampai mana. Kita cuma bisa bantuin doa.

Tak kuat berada lama dalam ruangan, kami berpamitan pada bayi Ello lalu keluar ruangan. Bertemu lagi dengan Widia, ngobrol sebentar dan berpamitan dan disuruh menemui ayahnya Ello, Butche yang ada di lantai bawah.

Dalam perjalanan keluar RS, lantai satu kami berpapasan dengan Butche dan seorang teman yang juga hendak menengok Ello. Teman kami dibiarkan naik ke lantai tiga sendiri. Kami berbincang dengan Butche.  Butche bertanya apakah saya menangis ketika menengok Ello, saya bilang tidak. Saya bilang kalau kami berdua bercanda sama Ello. Butche tampak lega mendengarnya.


Yang sabar, yang kuat.

Tak lama berbincang, kami lalu pamitan. Saya dan partner saya lalu pergi dengan harapan akan dapat kabar baik. Ello sehat dan kembali ceria.


Tapi harapan tak selalu menjadi nyata.

Ternyata Tuhan sayang sekali sama Ello. Senin siang, telepon saya berbunyi. Dilayarnya ada nama
Lord Butche. Saya segera mengangkatnya.


Boit, Ello sudah tidur nyenyak. Nanti kalau kesini jangan nangis yah. Inget, jangan nangis. 

Menutup telepon, memandang partner saya yang langsung mengerti apa yang terjadi. Kami lalu janjian dengan beberapa teman tapi karena beberapa hal, partner saya tak ikut. Saya yang ikut teman-teman ke rumah Butche dan Widia untuk kemudian ke pemakaman Ello.


Pemakaman.

Tak ada orang tua dimanapun yang ingin menguburkan anaknya. Saya tak bisa membayangkan perasaan Widia dan Butche saat mengantarkan Ello menuju tempat peristirahatannya terakhir.

Tapi disisi lain, ada hal-hal yang memang diluar kuasa kita sebagai manusia dan bukan kita yang mengatur. Saya mengalami itu saat memakamkan bapak dan tiga bulan kemudian memakamkan sahabat baik saya. Ingin marah, tidak tahu harus marah ke siapa. Ingin memutar kembali  waktu, tidak bisa. Ingin memperbaiki kesalahan yang mungkin saja dilakukan ketika merawat mereka saat sakit dan masih hidup, tidak bisa. Menyesal, tak ada gunanya.

Satu-satunya cara, merelakan dan mendoakan. Meski berat. Meski sangat susah. Meski sampai nanti rasa kangen pada yang meninggalkan tak juga punah.

Yang sabar, yang kuat.

Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Tidak ada panduan yang spesifik dalam mengurus anak dalam hidup. Yang paling penting adalah kita bertanggung jawab atas segala sesuatu yang kita lakukan, berusaha sebaik yang kita bisa.

Doa saya untuk Bayi Ello yang sekarang sedang bermain dengan malaikat di surga juga untuk kedua orang tuanya, teman baik saya agar sabar dan kuat.  

Love.

No comments: