….
don’t you cherish me to sleep
never keep your eyelids clipped
hold me for the pops and clicks
I was only for the father’s crib
hair, old, long along
your neck onto your shoulder blades
always keep that message taped
cross your breasts you won’t erase
I was only for your very space
- bon iver
Dulu saya tidak tahu rasanya ditinggal mati orang yang dekat dengan kita. Dulu juga saya cuma tersenyum melihat betapa orang tampak sangat sulit melepaskan diri dari ingatan dan kenangan orang yang sudah meninggal. Tersenyum karena dari dulu saya bukan tipe orang yang bisa bersedih-sedih lama-lama. Cukup menangis sebentar, lalu habis itu selesai.
Saya sudah tidak menangis lagi, sudah tidak sedih. Saya cuma baru mengerti kalau ternyata yang paling berat ditinggal mati oleh orang terdekat adalah tersiksa rasa kangen yang tidak bisa dilampiaskan. Satu-satunya cara cuma bergumam ngajak ngobrol 'sok-sok' meyakinkan diri kalau yang sudah mati itu mendengar kita (kata sobat-sobat saya yang cenayang sih bisa). Agama bilang setiap doa juga pasti sampai. Cuma terkadang sama halnya dengan ketiadaan wujud fisik dari apa yang kita yakini kan suka sulit meyakinkan diri akan keberadaan, plus yang meninggal juga kan manusia, bukan malaikat, tuhan atau setan.
Jadi harapannya ketemu manusia kan berbalas omong. Nah ngomong sama yang meninggal tanpa kemampuan cenayang ya rasanya seperti bicara dengan tembok. Cuma diulang terus. Melakukan ini, bilang. Melakukan itu minta didoakan. Nah tapi apalagi yang bisa dilakukan? Mengunjungi makam sambil berderai air mata sudah lewat masanya. Tidak baik pula, kan harusnya berdoa.
Sekali lagi, saya tidak sedih, sudah ikhlas. Cuma kangen. Kangen bapak, kangen sahabat perempuan saya.
Kangen sama yang meninggal itu tidak enak. Sms tak bisa, telepon tak bisa, email entah kemana, ngirim surat sama saja.
Sebentar lagi saya ngomong lagi sama udara. Membatin lagi kerinduan. Mengirim harapan biar semua dirasa tenang. Mendoakan semua baik-baik saja.
*bergumam, semua baik-baik saja*
*buat bapak, doain mama. :)
*buat merry, gelo maneh, urang keur oleng kieu disonoan wae. Haha!
No comments:
Post a Comment