hal yang paling sulit dari mencintai seseorang adalah melepasnya pergi.
tidak ada yang abadi. tidak ada yang bisa dimiliki. resiko pacaran, putus. resiko menikah, cerai. resiko memiliki, harus melepaskan. hidup. mati. pulang, pergi. menemukan, kehilangan.
jangan salah paham, saya tidak lagi punya masalah, lagi tidak punya apa-apa yang harus diributkan, hanya ingin menyatakan untuk diri saya sendiri bahwa tidak ada yang salah dengan namanya merasa kehilangan, merasa kangen, meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja. kalau memang pada akhirnya harus ketemu lagi, ya ketemulah, kalau ngga', memang artinya bukan jatah saya untuk berada disana.
berhubungan dengan hal ini, saya juga ingin bilang sama seseorang yang saya tau pasti akan membaca catatan saya ini. hal yang paling lega adalah ketika kita tau bahwa hari ini kita sudah melakukan hal yang terbaik untuk dia. besok, lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan, itu cerita yang lain lagi. bukan salah siapa-siapa ketika orang yang paling dekat dengan kita melakukan kesalahan. pilihan dan resiko. ngga' menuntut memaafkan, saya juga lemah terkadang kalo soal ini. tapi lega banget kalo kita bisa bilang kalo kita ini manusia. bisa sakit hati, bisa marah, bisa dendam. tapi juga bisa gembira, bisa tertawa, bisa kembali berjalan setelah jatuh dan lututnya berdarah.
jadi memang sulit untuk bilang sama diri sendiri kalau kita sudah melepasnya dengan rela. dengan sukacita tersenyum dan ikut bergembira. melihat yang dekat dengan kita bisa senang dengan seseorang yang lain. merasa cemburu dan terkalahkan. merasa ingin menukar posisi tapi tak bisa. mungkin analoginya seperti kita tinggal dirumah orang, orangnya pergi, kita dikasi tidur dikamar utama, yang punya rumah pulang, tapi kita ngga' mau pindah dari kamar utama. tapi bahkan saya sekarang sudah pindah ke komplek yang lain. jadi cuma sekali-kali berkunjung dan memastikan bahwa rumah itu baik-baik saja. menahan komentar ketika cat rumahnya berubah jadi warna yang ngga' saya suka. pagarnya jadi norak. jendelanya diganti. isinya perlahan berubah. pada akhirnya, yang penting rumahnya masih ada dan berdiri disitu.
sulit, tapi pasti bisa.
melepaskan.
.....
kerinduan yang digumamkan.
ditulis dirumah dalam keadaan mengantuk dan kadar kesadaran sedang diambang batas, sembari nanya-nanya ini saya nulis apa ya.
* maap kalo ngelantur, sebetulnya sangat banyak kalimat dan kata-kata yang terlintas di kepala hanya saja ketika cerita yang ingin saya tumpahkan ini ternyata menyangkut hal yang buat saya pribadi dan saya tau akan sangat beresiko kehilangan yang lebih banyak kalau saya menuliskannya dengan gamblang, kata dan kalimat itu menguap. berkali-kali ditulis, berkali-kali pula tombol delete atau backspace ditekan. satu saat saya pasti akan menemukan cara untuk bercerita soal ini. *
No comments:
Post a Comment