Wednesday, July 17, 2013

catatan kecil empatbelasjuliduaributigabelas

Masuk tol Cipularang dengan mobil pinjaman dari Risa, bersama beberapa orang teman, Wiku, Agam, Ricky,  Feransis dan tentunya partnerincrime alias teman sepenghidupan saya Mas Trie, Saya masih mengutuk tanggalan. 

Kemarin itu tanggal 13 Juli. Saya lupa kalau hari itu di facebook, bertahun lalu, ketika membuat akun untuk Omu dan mengisi tanggalan untuk tanggal lahir, saya mengisi tanggal 13 juli. Mana saya tahu kalau pada tanggal itu juga menjadi penanda untuk saya selalu mengingat sahabat baik saya, almarhum Merry. Tanggal itu, 4 tahun yang lalu adalah hari perayaan ulang tahun Omu dan ulang tahun dia, hari terakhir saya makan rame-rame di Omu bareng dia. 

Dan tahun-tahun setelah itu, saya selalu terjebak pada dua suasana hati pada tanggal itu. Antara sedih tapi juga senang karena makin lama yang ngucapin selamat ke omu makin banyak, artinya teman-temannya omu makin banyak dan situasi dan kondisi Omu juga makin menyenangkan karena isinya juga makin asyik. Sedih karena tanggal itu juga jadi pengingat saya untuk oh iya, nanti tanggal 16 Juli harus mampir ke makamnya Merry.

Saya juga tidak ingat tanggal itu ketika mengiyakan dan meng-hore-kan (hore!) tanggalan untuk pentasnya Melancholic Bitch. Saya baru ingat paginya saat mengecek twitter Omu dan ada banyak ucapan selamat ulang tahun. Ah, sial, maki saya dalam hati, Apalagi ketika membaca ucapan selamat dari tim Omu, harusnya saya ada di toko bareng mereka untuk merayakan. Tapi mobil sudah melaju entah di kilometer berapa saat itu dan kami masih melakukan perjalanan dengan riang gembira.



Bepergian dengan anggota rombongan yang kemarin, sama sekali tidak bisa terselip rasa sedih. Karena kita "rusak". Sepanjang perjalanan ada saja hal yang ditertawakan. Mulai dari kebodohan, candaan soal ras, situasi sosial, semuanya bisa jadi bahan untuk tertawa. 

Masuk Jakarta baru pukul tiga sore lebih sedikit. Masuk Pasific Place, jam setengah empat sore. Perkiraan kita tadinya kita sampai jam setengah lima. Akhirnya sebelum memutuskan untuk masuk ke @atamerica tempat konser Melancholic Bitch, kita muter-muter dulu di PP. Sambil berkeliling saya bertanya-tanya dalam hati, ini gue yang kampungan, tempatnya yang super mewah atau gue yang udah lama ngga main ke mall sebesar itu, pokoknya begitu menginjakan kaki di PP, rasanya semua aturan sosial dan lainnya tertinggal di gerbang pintu masuk. Saya juga sempat melontarkan pertanyaan eh, ditempat model begini, pada puasa atau ngga ya? 

Memasuki @atamerica, ketemu lorong lalu bertemu dengan xray detector untuk scanning isi tas, lalu loker, tas harus ditaro di loker. Setelah menaruh tas, lewat pintu detector logam lagi lalu body scan lalu baru membuka sebuah pintu. melangkahkan kaki masuk oh begini toh isinya. Semacam penuh teknologi mutakhir yang isinya adalah layar led dan ipad dimana-mana.

Masuk auditorium tempat acara, tampak muka-muka yang sudah dikenal dan beberapa tampak sedang berdebat. Saya mencari wajah Ugo dan Yossy yang juga terlihat sedang kesal. Kita awalnya sempat bingung tapi akhirnya saya memutuskan untuk duduk sebelah Mas Gendel, dia bilang kalau dia tidak boleh mengoperasikan mixer untuk mengecek sound. Sebelum kita sampai ternyata sudah sempat cekson tapi oleh operator dari @atamerica dan menurut semua ceksonnya belum beres. Setelah beberapa lama berdebat, tampak masalah sudah selesai, Mas Gendel bisa melakukan tugasnya seperti biasa dan Melbi melakukan cekson.

Sesudah itu, karena sebentar lagi maghrib, kita ikut rombongan untuk buka puasa. Kita kembali menyusuri mall untuk menuju lantai tempat parkir, ada kantin karyawan disana. Berpapasan dengan Cholil dan Irma istrinya, mereka juga jadinya ikut kita untuk makan. Seusai makan kami berjalan kaki kembali ke lantai atas sambil berbincang. Ugo berkali-kali bilang duh, jangan dibandingin dengan di IFI ya.

Saya hanya tertawa. Buat saya pribadi tidak ada konser yang rasanya sama ditambah pertunjukan Melancholic Bitch di IFI memang salah satu pertunjukan istimewa bagi saya sendiri, dan kemarin, entah kenapa, saya punya keyakinan bahwa Melancholic Bitch sudah tidak punya hal yang dikhawatirkan.

Dan itu terbukti. Memasuki ruang auditorium @atamerica penonton tampak sudah menanti Melancholic Bitch naik panggung. Tak berapa lama, Mbak-mbak manis bersuara cempreng ngga jelas membuka acara menjelaskan tentang @atamerica yang ngga jelas diakhiri dengan semacam "inilah Simelbi!"

Dibuka dengan lagu Kartu Pos Bergambar Jembatan Golden Gate lalu diteruskan dengan lagu-lagu selanjutnya, yang saya paling ingat justru ketika mereka membawakan lagu Erderly Woman Behind The Counter in Small Town milik Pearl Jam. Diluar itu selain tetap merasa senang dan ikut menyanyi disetiap lagu masih ada juga rasa kesal karena tidak bisa berdiri dan ikut bergoyang bahkan ketika lagu distopia. Saya iri pada Ugo dan pasangan duetnya mbak Tania dipanggung yang berjoget dengan asyik. Cukup kaget pada lagu Kabar dari Tepi Atap Pencakar Langit dibawakan dengan beat yang lebih kencang dari terakhir saya melihat di IFI dan karena saya bukan penggemar Velvet Underground, ketika mereka meng-cover lagu Candy Says, saya hanya merasa kalau mereka lebih bagus daripada band aslinya.

Sepanjang pertunjukan saya berkali-kali melihat sekeliling, melihat penonton yang merespon pertunjukan dengan asyik meskipun dengan gerak terbatas. Merasa senang karena saya ada di sana.

Usai pertunjukan, setelah berhaha-hihi dengan banyak orang, kami ikut bersama rombongan sebagian naik bis sebagian berjalan kaki menuju sebuah resto di Senopati. Melanjutkan malam dengan berbincang, tertawa dan diakhiri dengan berpamitan malam itu, saya sudah lupa bahwa saya sedang mengutuk tanggalan.

selesai tanggal tujuhbelasjuliduaributigabelas
boit
yang merasa kalau tugasnya sudah beres dengan melancholic bitch untuk saat ini karena selain sudah mengadakan konser yang oke bareng mereka dan ternyata mereka sudah tumbuh menjalar kemana-mana dan sebagai fans marilah pindah ke fase menunggu album baru. :)

No comments: