Thursday, July 19, 2012

Catatan Kecil dari Sebuah Album Bertajuk Taring

menancap dalam 
menolak diam
menancap dalam 
taring! taring! taring! taringku! - Taring | Seringai

Kalau diperbolehkan memilih pekerjaan apapun yang diinginkan oleh saya, maka saya akan tetap memilih apa yang dilakukan oleh saya sekarang. Kenapa ? Karena lewat sini saya menemukan banyak hal yang istimewa, bertemu dengan teman-teman yang istimewa, mengerjakan hal yang tampak kecil tapi mungkin berarti buat banyak orang. 

Kalau saya tidak ada disini, saya tidak akan mengalami hari dimana tempat saya bekerja dihujani banyak permintaan, didatangi banyak orang. Diberi senyum dan pujian sekaligus di caci maki oleh teman-teman yang tidak mendapatkan apa yang diinginkan karena padatnya trafik dan banyak rekues yang tidak tertangani. Untuk yang terakhir, saya hanya bisa meminta maaf. 

11 Juli 2012 adalah tanggal yang ditentukan oleh Seringai, merilis albumnya yang baru, Taring. Dirilis dalam dua format, deluxe edition dan reguler version, Seringai memilih dua tempat saja untuk merilis yang deluxe edition. Omuniuum dan Lawless. Yang reguler, diedarkan melalui jalur distribusi biasa via Demajors.

 
Artwork Taring
450 kopi adalah jumlah yang ditentukan untuk masing-masing tempat. Diumumkan beberapa hari sebelumnya, tanpa ada preorder, trafik pertanyaan melalui social media, sms, facebook, email, meningkat terus bertanya tentang harga, kapan rilis, perbedaan versinya apa dan kenapa tidak boleh preorder, titip dan seterusnya dan lain sebagainya. 

Banyak juga teman dekat yang berusaha membujuk dan mendekati saya untuk bisa memastikan mereka bisa mendapatkan Taring pada hari H. Semua saya tolak. Biar adil, semua saya suruh langsung datang ke Omu atau ingatkan saya pada hari H untuk menyisihkan jatah mereka. Padahal, sebetulnya saya juga diam-diam sudah menyisihkan, cuma pengen tahu saja usahanya sampai mana. :)

Hari H. Tidak seperti biasanya, saya berangkat pagi ke toko. Jam 10.15 sudah sampai Omu, melihat sudah terjadi antrian di depan kasir. Telepon genggam untuk menerima pesanan belum dinyalakan. Dua orang lagi punggawa Omu belum datang. Begitu mereka datang, telepon dinyalakan, mengalirlah pesanan sms. 200, 300 sampai 700 lebih. Dibalas 50 bertambah 100. Dibalas 100, bertambah 200. Yang tidak terbaca tidak pernah turun dari angka 600. 

Yang marah via twitter entah berapa banyak. Semua memaki karena tidak terbalas smsnya. Puncaknya, jam 7 malam, telepon genggamnya tiba-tiba mati total. Jreng. Jalur email di buka. Yang pintar langsung email dan memesan. Yang ingat punya teman di Bandung atau Jakarta, langsung titip temannya yang sedang mampir ke Omu atau Lawless. Yang panik tetap panik. Kami semua di sini juga sebetulnya sedikit panik tapi tetap bekerja keras demi semua terbalas. Meskipun kenyataannya karena memang permintaan dan rekuesnya yang terlalu tinggi, mungkin ibaratnya yang beruntung, kebetulan terbalas, terlayani dengan cepat dan yang tidak ya tidak sama sekali. Itupun masih saja ada yang luput konfirmasinya tidak terbaca atau menurut catatan sudah dikirim tapi begitu cek data belum terkirim. 

3 hari. sekitar 200 datang ke Omu langsung. Sisanya menjadi rebutan entah berapa orang melalui jalur sms dan email. Saya belum pernah mengalami situasi seperti ini di Omuniuum. Meski sudah beberapa kali mengalami lonjakan permintaan untuk album yang baru rilis, kali ini permintaan yang datang benar-benar diluar perkiraan kami. Teman-teman yang sudah mengerti hanya tertawa ketika menengok saya di Omu. Beberapa menyaksikan sendiri saya juga ikut membungkus paket-paket yang akan dikirimkan sampai larut malam.

Bagaimana dengan albumnya sendiri ? Saya berdiskusi dengan beberapa teman. Ada yang mengeluh kalau ini kurang bagus dibanding album sebelumnya. Ada juga yang suka. Ada seseorang yang bilang kalau ini album Seringai, seperti biasanya mereka. Saya lebih sepakat dengan yang ketiga. Ini, Seringai. Kalau ada yang tidak tahu Seringai itu seperti apa, belilah albumnya dan dengarkan atau silakan buka link ini: http://seringai.com/tragedi/ dan dengarkan di situ.

O ya, saya tidak terlalu menghiraukan kalau ada orang yang bilang album ini tidak sebagus album sebelumnya atau tidak seperti yang lalu. Karena setiap album punya cerita dan punya cirinya sendiri, tidak akan pernah bisa diulang. Kalau tidak suka, silakan skip atau jangan dengarkan. Kalau mau berusaha menyukai, dengarkan berkali-kali. Kalau saya, sebagai penggemar dan salah satu orang yang beruntung, saya sudah mendengarkan album ini berulang kali seminggu sebelum rilis sampai sekarang.

Berbahagialah jadi fans yang bandnya masih aktif dan bisa merilis album bagus. Saya menikmati itu. Sekarang. \m/

Taring Days


 P.S. 1 Terimakasih untuk Seringai, Arian, Ricky, Sammy, Khemod dan manajemen yang memberi kesempatan buat Omu. Terimakasih juga buat Ardy dan HingarBingar untuk merch Taringnya. 

P.S. 2 Terimakasih tim Omu yang pol tapi terutama terimakasih untuk semua teman yang sudah bersedia bersabar. Terimakasih untuk bersedia bersama menikmati Taring!  

P.S. 3 Untuk teman-teman yang belum punya albumnya, silakan kontak via twitter @omuniuum atau @lawless_jkt  edisi yang reguler masih tersedia, bersama merchandisenya, tentu saja. :)

No comments: