gw mengalami itu sendiri. mulai dari masa kehamilan, semua orang terutama yang pernah mengalami hal yang sama, selalu bicara tentang teori 'orang hamil'. mendekati masa kelahiran, semua orang mulai bicara tentang teori 'bagaimana cara melahirkan'.
bahkan ketika tengah ada didalam ruang bersalin, didampingi suster, asisten suster dan orang yang dekat dengan kita [kecuali si calon ayah tentunya, yang ngga' pernah tau rasanya melahirkan], sibuk memberi instruksi dan teori yang sebetulnya dalam
benak si ibu cuma ada pikiran gimana caranya bikin semua orang diam karena itu prosesnya sakit dan pengen bilang 'f@*k teori, gimana caranya biar ini cepat selesai!'.
cuma ada satu teori yang paling benar dalam proses melahirkan, rasanya ngga' ada satupun katakata yang bisa mewakili perasaan saat suster memperlihatkan bayi kepada kita. ngga' ada satupun hal yang bisa mengalahkan perasaan bahagia saat melihat wajahnya untuk pertama kali.
lantas, dari situ semua petualangan baru dimulai. rasanya pertama kali menyusui, rasanya pertama kali mengganti popok, rasanya pertama kali melihat dia tersenyum, rasanya pertama kali mendengar dia bersuara, rasanya panik saat dia rewel, rasanya bangun ditengah malam cuma untuk menenangkan dia, rasa bangga saat semua mengucapkan selamat, rasa senang saat melihat dia tidur dalam dekapan ayahnya. bukannya gw ngga' pernah ngurus anak kecil sebelumnya, tapi semua rasanya berbeda karena dia adalah anak gw sendiri.
meski ngga' semuanya sempurna. ada satu hal yang orang selalu lupa ketika berurusan dengan 'ibu dan anaknya'. sepertinya semua merasa beres dengan si ibu dan si anak baikbaik saja, semua adalah hal yang wajar dan yang penting semua sehat dan bahagia.
itu semua butuh usaha. dari gw yang ngga' pernah diem dirumah sama sekali, selalu jalan dan beraktifitas hampir 17 jam dalam sehari, tibatiba gw menemukan diri gw dalam tiga minggu, hampir setiap hari, selain mengurus si bayi, hanya makan, beresberes rumah sedikit, memindahkanmindahkan channel televisi, menunggu si ayah pulang. selingannya, dikunjungi tantetante, ditengok neneknya, baca koran, baca buku.
mungkin buat orang tampak sepele. karena ada banyak [gw sangat yakin], ibuibu lain yang kondisinya lebih parah dan ada juga yang bisa cuek [ini gw bilang sangat rugi, karena ngelewatin banyak hal dalam mengurus anak sendiri], tapi ini penting banget. karena kondisi si ibu setelah melahirkan itu ngga' pernah ada yang sama. karena ada sisi 'bahagia dan bangga' juga ada sisi 'seperti kehilangan hidup'. kalau secara mental kitanya ngga' kuat, ada sesuatu yang dibilang 'baby blues' dan ada satu lagi yang lebih parah, 'depresi postpartum'. yang namanya baby blues ya itu tadi, 'rasanya seperti hidup kita berhenti dan kita harus banyak berkompromi dan bikin komitmen baru sama hidup kita dengan kehadiran si bayi'. yang namanya depresi postpartum adalah depresi karena ngga' bisa menerima kehadiran si bayi dalam hidup
kita [ini banyak faktor terutama karena kehadiran si bayi sebetulnya sangat tidak diinginkan sama si ibu, trus dia tibatiba harus mengalami proses dan trauma melahirkan trus setelah ada si bayi, kan ngga' bisa disingkirkan begitu saja].
karena ngga' ada point of return setelah si bayi ada dalam hidup kita. senyenyak apapun tidur kita, selelap apapun, begitu kita denger suara dia nangis bahkan meski cuma untuk nyalain lampu karena dia gelisah dan ngga' bisa tidur karena lampu kamar
dimatiin, kita harus bangun. seasyik apapun hal yang sedang kita kerjain, itu bisa berhenti karena kita harus gantiin popoknya dia.
ada banyak hal yang berubah. sangat banyak. mulai dari cara kita memandang hidup sampai cara kita menjalani kehidupan keseharian.
hanya semuanya begitu ringan saat melihat dia terlelap dengan senyum diwajahnya. saat ada orang yang mengucap, 'bayinya lucu banget!' ketika kita lewat mendorong dia dalam stroller. saat ada yang mengucap 'mau dong bayinya!'.
satu hal yang gw rasakan lagi adalah sekarang gw sangatsangat menghargai nyokap gw. kalau masih ada ibu dalam hidup kita, cepatlah meminta maaf kalau kita ada salah, hargai semua ucapan dia, sayangi dia, sangat. separah apapun perlakuan ibu saat membesarkan kita [kalau ada yang parah], dia sudah menyediakan hidupnya untuk hidup kita. sekecil apapun minimal, dia udah usaha untuk menghadirkan kita dalam kehidupan ini.
satu lagi, tapinya, kalau ada pertanyaan kamu bahagia ? ini jawaban gw, thanks god, i am very much alive, still a human and very happy!
No comments:
Post a Comment